Jumat, 29 Maret 2024

Korsel ke Turki, Pesawat CN 235 Buatan PTDI Laris di Luar Negeri

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | Keberadaan Indonesia di industri pesawat terbang mulai diakui di kancah internasional. Pesawat produksi anak negeri ini dibanderol hingga harga Rp 400 miliar dan sudah dipesan oleh beberapa negara.

Deretan negara-negara seperti Korea Selatan, Turki, Malaysia, hingga Uni Emirat Arab telah mengantre untuk mendapatkan pesawat buatan karya anak bangsa.

Pesawat Indonesia yang mulai banyak dipesan oleh sejumlah negara tersebut adalah, adalah pesawat CN 235 yang menjadi andalan dari PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI). Ada dua tipe dari pesawat tersebut, yakni CN 235-220/MPA dan CN 235-220.

Hingga kini, pesawat tersebut sudah diekspor ke berbagai negara, diantaranya adalah Thailand untuk Royal Thai Police, Senegal dengan Senegal Air Force, Nepal dengan Nepal Army. Khusus untuk tipe CN 235-220, PTDI sudah membuat 68 unit dari total 285 unit yang ada di dunia.

Negara asing dengan pesanan paling banyak adalah Korea Selatan dengan 12 unit, disusul Turki dengan 9 unit, kemudian negara tetangga Malaysia juga tidak ketinggalan dengan membeli 8 unit. Uni Emirat Arab membeli 7 unit. Thailand sebanyak 3 unit, lalu ada Senegal dan Nepal masing-masing sebanyak 1 unit.Hingga kini, pesawat tersebut sudah diekspor ke berbagai negara, diantaranya adalah Thailand untuk Royal Thai Police, Senegal dengan Senegal Air Force, Nepal dengan Nepal Army. Khusus untuk tipe CN 235-220, PTDI sudah membuat 68 unit dari total 285 unit yang ada di dunia.

Negara asing dengan pesanan paling banyak adalah Korea Selatan dengan 12 unit, disusul Turki dengan 9 unit, kemudian negara tetangga Malaysia juga tidak ketinggalan dengan membeli 8 unit. Uni Emirat Arab membeli 7 unit. Thailand sebanyak 3 unit, lalu ada Senegal dan Nepal masing-masing sebanyak 1 unit.

Adapun proses pembuatan produksi yang saat ini berjalan adalah 2 unit. Masing-masing 1 unit untuk Senegal Air Force serta TNI AL. Indonesia sejauh ini sudah menggunakan 31 unit pesawat ini.

Untuk kebutuhan dalam negeri, selain untuk militer, pesawat tipe ini juga diproyeksikan untuk kebutuhan sipil. Diperkirakan ada 177 rute domestik yang berpotensi bisa menggunakan pesawat ini, dengan mayoritas di kawasan Indonesia Timur, yakni sebanyak 132 unit.

Kementerian Pertahanan memang menginstruksikan PTDI mengubah fokus pesawat CN-235, agar tak hanya dikembangkan untuk keperluan militer. Pesawat jenis ini bisa dikembangkan untuk angkutan komersial.

“Harus dikembangkan. Ini (Pesawat CN-235) bisa digunakan untuk komersial. Arahnya ke sana. Misal untuk penerbangan jarak pendek. Di kawasan timur misalnya daerah wisata seperti Labuan Bajo,” kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Wahyu Sakti Trenggono pekan ini.

Direktur Utama Dirgantara Indonesia, Elfien Goentoro mengungkapkan harga CN235 yang dikirim ke Senegal dijual dengan harga US$ 25 juta atau Rp 380,5 miliar, dan yang dijual ke Nepal lebih mahal yakni sekitar US$ 30 juta sekitar Rp 400 miliar karena konfigurasi berbeda.

Berdasarkan data perakitan pesawat PT DI menunjukkan hal positif, untuk CN235 pada 2012 hanya 3 unit, lalu 2019 sebanyak 4 unit, dan 2021 ada 6 unit.

Sedangkan NC212 pada 2012 sebanyak 3 unit, pada 2019 sebanyak 6 unit, dan 2021 sebanyak 6 unit.

Sumber : www.cnbcindonesia.com

Foto : vivamiliter.com

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU