BUMNInfo, Jakarta | Awal Agustus ini, Terminal Kijing di Pontianak, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat yang baru saja diresmikan. Terminal ini nantinya akan menjadi pelabuhan terbesar di pulau tersebut sekaligus menggantikan, pelabuhan sebelumnya, Pelabuhan Dwikora.
Pelabuhan Dwikora dianggap sudah memiliki kapasitas yang tinggi dan sulit untuk dikembangkan karena sudah padat fasilitas yang berada di sekelilingnya. Sementara, untuk tahap awal Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak sendiri memiliki kapasitas 1 juta TEUs peti kemas dan 16 juta non peti kemas yang terdiri dari curah cair dan curah kering dengan luas area 200 hektar yang meliputi area terminal dan back up area pelabuhan.
“Kedepannya, terminal ini secara bertahap akan menggantikan peran pelabuhan eksisting di Pontianak. Pelabuhan Pontianak nantinya akan dimaksimalkan untuk melayani kegiatan lainnya seperti kapal penumpang atau kapal Ro-Ro dan layanan lainnya untuk mendukung kegiatan penumpang antar pulau yang menggunakan transportasi laut,” kata Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo.
Kalimantan Barat dianggap memang sangat membutuhkan pelabuhan baru. Tahun lalu, utilisasi Pelabuhan Dwikora sudah mencapai 257 ribu TEUs atau 86 persen dari kapasitas pelabuhan.
Pembangunan Terminal Kijing dimulai sejak 2016 dan dibagi dalam tiga tahap berupa tahap 1 inisial, tahap 1 lanjutan dan tahap 2. Pembangunan tahap inisial meliputi dermaga dengan dimensi 1.000x100m, Port Management Area (200x100m), jalan menuju dermaga (trestle) sepanjang 3.45km dengan lebar 19.8m, terminal petikemas dan terminal multipurpose.
Proyek yang menghabiskan dana hingga Rp2.9T ini diharap dapat meningkatkan daya saing dan memperbaiki konektivitas antar wilayah yang selama ini belum ada perubahan yang signifikan.
Menariknya, hingga saat ini pelabuhan tersebut belum memiliki nama. Usut punya usut, pemerintah akan bersikap terbuka untuk berbagai usulan terkait penetapan nama pelabuhan tersebut.
Sumber: liputan6.com dan cnbcindonesia.com
Dok: cnbcindonesia.com
