Jakarta, BUMNInfo | PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan melikuidasi lima anak usahanya demi efisiensi. Menurutnya kelima entitas itu tak menghasilkan kinerja positif bagi pemasukan perusahaan.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam konferensi virtual, Rabu (24/6) menyatakan perusahaan telah melakukan klusterisasi 60 anak usaha. Puluhan anak usaha dimasukkan dalam klaster yang berbeda-beda sesuai dengan fokus bisnisnya masing-masing.
Dari pengelompokan itu, manajemen menentukan mana saja anak usaha yang masih bisa diselamatkan. Sebaliknya, ada beberapa anak usaha yang akan ditutup. Kendati sudah dipastikan akan memangkas jumlah entitas, ia belum bisa merinci perusahaan mana saja yang menjadi target likuidasi.
“Kami sehatkan, yang tidak tertolong harus kami amputasi. Kami tutup karena ada pemborosan-pemborosan, misalnya investasi masa lalu yang tidak hasilkan manfaat untuk saat ini bahkan memberatkan operasional yang harus diputus,” tutur Silmy.
Silmy menegaskan ia berani memperbaiki manajerial perseroan jika didukung oleh berbagai pihak. Salah satu cara untuk memastikan strategi perseroan sesuai aturan adalah dengan mengundang pihak ketiga untuk melihat dari sisi Good Corporate Government. Perseroan juga telah meminta pendampingan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta Badan Pemeriksa Keuangan agar semua berjalan baik.
“Dengan adanya pemeriksaan BPK dalam rangka mendukung restrukturisasi dan transformasi Krakatau Steel, seperti yang disampaikan BPK saat kami meeting. ini sangat bermanfaat karena kami didukung lembaga seperti BPK,” tandas Silmy.
Meski kinerja kuartal II 2020 diprediksi rentan menurun, terlebih bisnis terpukul oleh pandemi Covid-19, perusahaan berkomitmen akan terus berusaha melakukan efisiensi demi mempertahankan kinerjanya tetap positif tahun ini. Silmy berharap perekonomian bisa kembali pulih pada kuartal III 2020.
Sumber: CNN Indonesia, Tempo.co