Kamis, 28 Maret 2024

Gawat! Gak Cuma Krisis Batu Bara, PLN Juga Krisis LNG!

ads-custom-5

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya buka suara terkait kritisnya kondisi pasokan batu bara untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero).

Usai inspeksi mendadak (Sidak) ke kantor pusat PLN di Jakarta bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Arifin akhirnya menjelaskan situasi yang terjadi saat ini.

Arifin mengonfirmasi bahwa PLN memang sedang mengalami krisis pasokan energi primer, antara lain gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dan batu bara.

“Jadi memang kita terinformasikan adanya krisis suplai energi primer antara lain LNG dan batu bara,” ungkap Arifin saat ditemui usai Sidak di kantor pusat PLN, Jakarta, Selasa (04/01/2022).

Dia mengakui bahwa krisis batu bara PLN ini sudah dialami sejak Agustus 2021 lalu. Saat itu pihaknya sudah mengambil sejumlah langkah pengamanan, namun ternyata pada akhir tahun 2021 situasinya bukan membaik, malah terulang kembali.

Oleh karena itu, pihaknya dan Kementerian BUMN mengambil langkah pengamanan sumber energi untuk pembangkit listrik di Tanah Air.

Dari sisi Kementerian ESDM, menurutnya pihaknya sudah mengamankan pasokan LNG yang tadinya ditujukan untuk ekspor dialihkan untuk dalam negeri.

“Dari sektor ESDM sendiri suplai LNG kita amankan pasokan di dalam (negeri), yang tadinya akan diekspor ke luar, kita amankan dulu untuk ke dalam, jadi dipastikan aman,” tuturnya.

Imbasnya, lanjutnya, akan ada pertukaran (swap) kargo LNG antara PT Pertamina (Persero) dan pembeli LNG di luar negeri.

“Kargo yang udah kita alokasikan di dalam negeri ini untuk segera diputuskan oleh manajemen PLN, mengenai nanti administrasi akan diselesaikan antara kedua BUMN ini,” ujarnya.

“Dan ini kita lihat di dalam bulan Januari. Kalau keputusan dalam bulan Januari diambil, insya Allah masalah pasokan LNG bisa kita amankan,” imbuhnya.

Sementara untuk pengamanan pasokan batu bara, pihaknya mengaku setidaknya ada dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam kondisi “merah”, yakni PLTU Suralaya dan Pembangkit Jawa 7.

“Nah dua-duanya ini dalam situasi merah. Nah merahnya kenapa, disebabkan karena pasokan DMO tidak memadai,” ungkapnya.

Pihaknya pun mengambil langkah penghentian ekspor batu bara hingga menunggu stabilnya kondisi pasokan batu bara untuk PLN.

“Nah kenapa ini bisa terjadi? yaitu emang ada seretnya pasokan di akhir tahun, kenapa? salah satu penyebabnya mungkin harga batu bara internasional. Ini kita akan mendisiplinkan produsen yang harus mengikuti aturan pasokan untuk keperluan pasar domestik. Ini kita sudah punya daftarnya,” bebernya.

 

Source : CNBC Indonesia

Dok : idxchannel.com

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU