Rabu, 24 April 2024

BUMN Kembangkan Inovasi Model Bisnis

ads-custom-5

Visi mencapai industri hingga ke level global terus digaungkan Pemerintah Indonesia setiap saat. Namun, proses tersebut bukan perkara yang mudah bila tak ada perubahan secara model bisnis di dunia bisnis yang amat dinamis. Untuk itu, selain merampingkan susunan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Baca: Restrukturisasi BUMN Untuk Tingkatkan Nilai Ekonomi & Sosial Masyarakat), Menteri BUMN Erick Thohir juga mengedepankan inovasi model bisnis sebagai prioritas unggulan selama masa kepemimpinannya hingga 2024 nanti.

 

Prioritas Inovasi Model Bisnis ini merupakan prioritas nomor dua dari lima prioritas strategis yang tertera dalam roadmap Rencana Strategis Kementerian BUMN 2020 – 2024. Inovasi model bisnis itu sendiri berarti BUMN melaksanakan restrukturisasi model bisnis melalui pembangunan ekosistem, kerjasama, perkembangan kebutuhan stakeholders, dan fokus pada core business. Erick menilai, aksi ini menjadi salah satu kunci untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Jika tak berinovasi sesuai bisnis inti, maka perusahaan bisa saja tenggelam dengan perusahaan lain yang lebih mampu adaptatif.

 

“Ketika kita bicara dengan model bisnis yang ada saat ini di mana terjadi era disrupsi dan perubahan kultur masyarakat, di poin kedua itu BUMN-BUMN harus berani melakukan perubahan daripada ekosistem, kolaborasi bisnis dan juga kemitraannya,” jelas Erick.

 

Di awal masa jabatannya, ia menggambarkan apa yang ia maksud dengan inovasi model bisnis. Ia mencontohkan ada sejumlah BUMN yang memiliki core business secara spesifik namun cabang bisnisnya tidak fokus, seperti membangun fasilitas kesehatan untuk publik dan hotel. Untuk itu, Erick menginginkan masing-masing perusahaan untuk merampingkan tata bisnis dan fokus mengeruk potensi dari core business yang ada.

 

Erick Sebut Telkom

Imbauan Erick Thohir kepada BUMN untuk mendorong inovasi model bisnis sudah diupayakan oleh sejumlah perusahaan berpelat merah. Tak terkecuali, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom yang secara langsung diminta Erick Thohir untuk mempercepat transformasi bisnisnya di era digital. Permintaan itu diungkapkan Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Februari 2020.

 

“Saya ingin mereka bisa mentransformasi diri dengan yang terjadi di era digital, kekuatan Telkom luar biasa, jaringan dan database,” tegasnya.

 

Pernyataan Erick Thohir menjadi tantangan bagi Telkom Group. Telkom selaku BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi dan jaringan telekomunikasi di Indonesia berkomitmen untuk terus bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital dan mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan yang membuat Telkom menjadi lebih ramping dan lincah dalam beradaptasi perubahan industri telekomunikasi yang sangat cepat.

 

Dengan skenario strategis perusahaan yang selaras dengan rencana strategis Kementerian BUMN, Telkom mengaku siap menghadapi persaingan dunia dengan transformasi dan penataan portofolio TelkomGroup yang memaksimalkan tiga domain bisnis digital, yakni digital connectivity, platform, dan services.

 

Oktober lalu, Telkom menyepakati pengalihan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi antar dua anak usaha Telkom, yakni Telkomsel kepada Mitratel, yang telah diselesaikan perjanjian jual beli tahap pertamanya. Beralihnya kepemilikan menara telekomunikasi akan memperkuat Mitratel sebagai leader dan provider terbaik dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Asia Tenggara. Mewakili Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi penuh langkah TelkomGroup ini.

 

“Kerjasama ini merupakan langkah besar restrukturisasi portofolio Telkom Group untuk unlocking value yang sejalan dengan fokus Kementerian BUMN dalam melakukan restrukturisasi untuk mengembalikan BUMN ke core business masing-masing dengan tujuan untuk value creation yang baik dan membangun competitiveness,” jelas Tiko, sapaan akrab Kartika.

 

Sementara itu, dari sisi Telkomsel langkah strategis ini akan mendorong operator seluler tersebut fokus pada bisnis utamanya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia dengan salah satu prioritas strategi bisnis dengan memperkuat ekosistem digital melalui ketersediaan layanan digital connectivity terbaik dan merata serta mengembangkan potensi layanan digital services dan digital platform terkini bagi seluruh masyarakat Indonesia.

 

Selain itu, salah satu implementasi strategi TelkomGroup dalam membangun kompetensi digital di dalam tubuh perusahaan adalah melalui Amoeba, yakni sebuah sarana pengembangan inovasi melalui model bisnis baru bagi internal perusahaan untuk mendapat solusi bagi produk dan layanan digital Telkom Group ke depan. Melalui Amoeba, karyawan Telkom yang memiliki ide kreatif akan difasilitasi sarana inkubasi dan pelatihan untuk dapat mengembangkan ide yang dimiliki tersebut menjadi sebuah produk ataupun layanan dan siap untuk diterjunkan ke pasar. Tidak hanya pendampingan dalam pengembangan produk dan go to market, startup internal yang sudah mumpuni pun akan didukung dalam hal investasi. Saat ini ada beberapa jebolan Amoeba yang produk dan layanannya sudah ditujukan untuk publik seperti Smart Eye, Gameqoo, dan Arkademy.

 

Selain Amoeba, Telkom juga turut serta dalam mengembangkan ekosistem digital melalui sarana inkubasi seperti Indigo serta mendukung investasi startup melalui MDI Ventures. Keseluruhan ini merupakan bagian dari inovasi model bisnis Telkom dalam rangka mendukung transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan untuk masyarakat.

 

PPI Aktif Berekspansi

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) juga semakin yakin untuk mengoptimalkan inovasi dalam berbisnis. Dalam kurun waktu setahun ini, di mana tiga per empat waktunya masuk dalam masa pandemi Covid-19, terus menambahkan inisiatif baru yang diharapkan mampu bertahan dan meningkatkan kinerjanya untuk terus keluar dari krisis. Salah satunya memasarkan produk farmasi yang tengah dibutuhkan.

 

Sosialisasi dan pengembangan produk farmasi dan alat kesehatan kepada bidang kedokteran dan kesehatan (Dokkes) Polri dilakukan PPI mulai awal tahun ini. Kegiatan sosialisasi ini secara spesifik membuat para Kepala Rumah Sakit (Karumkit) dapat mengenal dan memahami berbagai produk farmasi dan alat kesehatan didistribusikan PPI sehingga dapat menunjang kegiatan di Rumah Sakit Bhayangkara seluruh nusantara.

 

PPI juga terus berupaya meningkatkan sinerginya dengan induk holding farmasi PT Biofarma (Persero) dalam pendistribusian vaksin yang sudah berlangsung sejak lama. PPI yang termasuk Pedagang Besar Farmasi (PBF) terus mendistribusikan vaksin Biofarma ke seluruh cabang di Indonesia. Perseroan mengklaim pihaknya memenuhi aspek administrasi, teknis cara distribusi yang baik, dan memahami sistem penyimpanan vaksin yang baik.

 

Upaya lain yang dinilai komprehensif adalah dengan inovasi generik terhadap pola mitra dengan UMKM, petani, nelayan, dan peternak sebagai mitra percepatan ekspor. Dalam rangka mengejar target ekspor nasional, secara agresif PPI melakukan upaya pembukaan pasar di luar negeri, dengan fokus pada kegiatan ekspor dan perdagangan antarnegara. Tak hanya itu, PPI aktif melaksanakan pameran-pameran dagang skala internasional serta membentuk kantor perwakilan atau representative office di beberapa negara, sehingga mampu menjalin kerja sama dengan perwakilan Indonesia di luar negeri melalui Indonesia Trade Promotion Center dan atau para diaspora. Untuk memamerkan produk-produknya, Perseroan juga mendirikan Graha Ekspor di Jakarta, yang difungsikan sebagai showroom produk milik sendiri, juga produk-produk UMKM, petani, nelayan, dan peternak untuk hasil produk dan komoditi Indonesia yang sudah siap menembus pasar dunia.

 

Terkait sinergisitas, PPI juga membangun persahabatan dengan para pengusaha kopi Prancis sekaligus Q grader kawakan guru revolusi kopi bernama Antoine Nétien. PPI dan perusahaan milik Antoine tersebut berupaya untuk menciptakan kolaborasi sesuai kompetensi masing-masing dalam memanfaatkan potensi yang dimiliki. PPI dalam persiapan untuk memenuhi kebutuhan komoditi kopi arabika di Prancis.

 

Atas inovasi-inovasi ini, PPI memantapkan kinerjanya dengan hasil yang positif di paruh awal tahun ini.

 

“Alhamdulillah PPI mencatatkan laba bersih di Semester I tahun 2020 ini, kami terus lakukan inovasi bisnis di tengah pandemi ini dengan tetap fokus pada core bisnis perusahaan. Kolaborasi yang baik PPI dengan UMKM, petani, peternak, dan nelayan tidak luput menciptakan peningkatan transaksi ekspor kami,” ungkap Direktur Utama PT PPI Fasika Khaerul Zaman.

 

BUMN Lain Mulai Bergerak

Sejumlah perusahaan pelat merah juga sudah mengumumkan sejumlah restrukturisasi model bisnisnya. Misalnya, Perum Perhutani yang berfokus untuk mengelola kawasan wisata perhutanan. Bersama pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan PT Taman Wisata Jateng, Perhutani melaksanakan ground breaking pembangunan Jateng Valley di Hutan Penggaron. Jateng Valley yang akan menjadi wisata alam terbesar se-Asia Tenggara tersebut mengusung konsep wisata modern yang menyatu dengan alam.

 

Perhutani juga menambah jalinan kolaborasinya dengan Korea Indonesia Forest Center (KIFC) melaksanakan relokasi Aula Terbuka Rasamala dan pembangunan drainase di Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) Bogor. SEETF telah menjadi hutan wisata dan pendidikan yang terus berkembang menjadi tujuan wisata bagi masyarakat Jabodetabek dan sekitarnya. Pemerintah berharap dengan merelokasi area terbuka Rasamala akan penunjang fasilitas sarana dan prasarana di wisata tersebut.

 

Perum Perhutani bekerjasama dengan PT Indonesia Power memanfaatkan potensi biomassa berbasis hutan dalam mendukung co-firing pada PLTU PT Indonesia Power. Hal ini dilakukan dalam upaya pengembangan unit bisnis industri tanaman biomassa sebagai bahan baku bioenergi. Perhutani sudah menyiapkan bahan baku kayu dari KPH Banten yang akan diolah menjadi wood chip. Penelitian ini diharapkan mendukung pencapaian energi terbarukan di Indonesia.

 

Upaya inovasi itu juga diutarakan PT Angkasa Pura (AP) II (Persero). Pihaknya sudah menerapkan rencana pada 2021 untuk menjadi pemimpin pasar operator bandara di ASEAN. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan akan melakukan perubahan pada seluruh model bisnis, operasi, pelayanan di bandara. Perubahan juga dilakukan hingga pola kerja karyawan untuk menjadikan ekosistem bisnis lebih terintegrasi dan terkoneksi.

 

Dilansir dari Bisnis, Awaluddin menuturkan model bisnis AP II pada 2021 akan dikembangkan hingga mampu beradaptasi dengan kondisi apa pun. Inovasi akan ditekankan dalam operasional dan pelayanan bandara. Selain itu kapasitas SDM ditingkatkan untuk menjaga pertumbuhan dan kelangsungan bisnis. Tiga hal tersebut diselaraskan, sehingga konsep yang dijalankan AP II pada 2021 di dalam Transformasi 2.0 adalah Link The Business, Innovation, Growth Model.

 

“AP II menjalankan program Transformation 1.0 pada 2016 – 2020 dan kemudian berlanjut ke Transformation 2.0 pada 2020 – 2024 di mana pada kurva kedua transformasi ini kami mencanangkan untuk menjadi pemimpin pasar di ASEAN,” tegas Awaluddin.

 

Masih banyak lagi BUMN yang mengumumkan komitmennya ke arah inovasi model bisnis. Dengan menerapkan salah satu dari lima pilar ini, Erick berharap akan tercipta efek domino pada tubuh BUMN seperti kualitas talenta yang terbangun baik, perusahaan yang bertahan di tengah persaingan lokal maupun global, serta timbul nilai tambah lain demi kemajuan industri dan ekonomi nasional.

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU