Kamis, 18 April 2024

Petrokimia Gresik Siapkan Strategi Menuju Related Diversified Industry

ads-custom-5

Gresik, BUMNInfo | Di tahun ke-48 berkontribusi untuk Indonesia, PT Petrokimia Gresik (Persero) perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia bertekad untuk terus memperkuat industri di tengah pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi saat menjadi Inspektur Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48 Petrokimia Gresik secara virtual di Jakarta, Jumat (10/7).

 

Dalam sambutannya, Rahmad mengutarakan isu bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan peringatan kemungkinan terjadinya krisis pangan dan bencana kelaparan akibat wabah global. Sehingga negara penghasil dan pengekspor produk pertanian akan cenderung membatasi kegiatan ekspor untuk menjaga stok pangan dalam negerinya.

 

Hal ini akan mengakibatkan supply shock yang pada akhirnya mendisrupsi rantai pasok pangan nasional. Untuk itu, Indonesia harus memperkuat sektor produksi pertanian domestik sebagai penopang utama ketahanan pangan nasional. Tanpaitu, Indonesia tidak akan aman.

 

“Sudah menjadi tugas bersama untuk memastikan krisis pangan tidak boleh terjadi di tanah air,” tegasnya.

 

Kendati menjalankan operasional bisnisnya di tengah kondisi seperti ini, menurut Rahmad, Petrokimia Gresik membaca krisis ini ibarat pedang bermata dua yang selalu menghadirkan peluang dan tantangan.

 

Terganggunya rantai pasok global memberikan peluang bagi Petrokimia Gresik untuk meningkatkan ekspor. Berdasarkan catatan perseroan, selama Maret hingga Juni 2020, terjadi lonjakan ekspor untuk produk Urea, NPK, NPS dan ZK. Bahkan di bulan Maret 2020, Petrokimia Gresik mencetak rekor dengan melakukan ekspor Urea sebanyak 33.000 ton ke Meksiko. Sehingga volume ekspor pupuk pada semester I 2020 sebanyak 253 ribu ton, hampir menyentuh volume ekspor sepanjang 2019 yang sekitar 392 ribu ton.

 

“Ini sekaligus menjawab tantangan yang disampaikan Menteri BUMN bapak Erick Thohir bahwa perusahaan negara harus bertransformasi menjadi perusahaan bertaraf internasional dan berdaya saing di pasar global,” terangnya.

 

Sedangkan, tantangan selama pandemi Covid-19 ini adalah menjaga pertanian sebagai benteng ketahanan pangan nasional. Sektor ini harus tangguh dalam membantu stabilitas ekonomi serta mampu menyediakan makanan sehat bagi masyarakat dalam jumlah yang cukup untuk meningkatkan imunitas tubuh.

 

Mencermati hal tersebut, Petrokimia Gresik merespon dengan meluncurkan inovasi terbaru, yaitu “Phonska OCA” yang merupakan gabungan pupuk majemuk NPK dengan pupuk organik dalam  bentuk cair, serta diperkaya mikroba. Phonska OCA merupakan produk organik yang diproduksi sepenuhnya dengan 100% bahan baku dalam negeri. Sehingga disamping dapat meningkatkan produksi pertanian, jugamampu mengurangi ketergantungan pada sumber hara impor.

 

“Bagi Petrokimia Gresik, peluncuran Phonska OCA merupakan bagian dari program transformasi untuk menandai masa depan baru bagi perusahaan dan pertanian tanah air,” terang Rahmad.

 

Menuju Related Diversified Industry

Dalam menghadapi tantangan di tengah krisis kesehatan publik ini, Petrokimia Gresik juga memiliki strategi untuk terus berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional melalui penyediaan solusi bagi agroindustri menuju pertanian berkelanjutan.

 

“Transformasi yang telah dijalankan Petrokimia Gresik sejak tahun 2019 kini tidak sekadar menjadiburning platform, tapi sudah menjadi katalisator,” tambah Rahmad dalam keterangan pers.

 

Ia mengatakan bahwa DNA perusahaan adalah DNA perubahan. Sejak pertama berdiri pada tahun 1972, Petrokimia Gresik selalu melakukan hal-hal transformatif. Mulai dari memproduksi pupuk tunggal berbasis Nitrogen dan Fosfat, pupuk majemuk NPK pertama di Indonesia dengan basis chemical reaction, pupuk organik dengan kandungan C-Organik 12,5% dan pupuk hayati.

 

Kemudian berkembang ke beragam produk pengembangan seperti benih, pengendalian hama, probiotik, kapur pertanian, dekomposer, sejumlah produk olahan pertanian, serta beragam produk kimia untuk keperluan berbagai jenis industri lainnya.

 

Untuk itu, pada tahun 2020 ini Petrokimia Gresik akan mulai bertransformasi dari single industry firm menjadi related diversified industry dengan meneruskan hilirisasi produk, melalui tiga strategi, yaitu peningkatan kapasitas, rekonfigurasi pabrik, dan pengembangan produk baru.

 

Strategi peningkatan kapasitas akan dimulai dengan membangun pabrik AlF3. Pabrik baru ini menambah kapasitas produksi AlF3 menjadi dua kali lipat atau 25.000 ton per tahun. Pabrik ini mengolah limbah yang dihasilkan oleh pabrik asam sulfat menjadi bahan penolong untuk peleburan tembaga, sehingga akan mampu meningkatkan pendapatan.

 

Rahmad menyatakan dalam usia perusahaan ke-48 tahun ini juga menjadi milestone keberhasilan Petrokimia Gresik memproduksi Methyl Ester Sulfonate (MES), produk baru yang dikembangkan bekerjasama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB). MES adalah bio-degradable surfactant yang dapat digunakan di sektor migas untuk meningkatkan produksi lapangan minyak tua melalui teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery).

 

“Ini merupakan terobosan penting yang sangat ditunggu dan diharapkan oleh pelaku industri minyak dan gas di Indonesia,” harapnya.

 

Infografis-Capaian-Petrokimia

Sumber: Petrokimia GresikTribunnews

Infografis: BUMNINFO/Nashwan Ihsan

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU