Jumat, 26 April 2024

Perkuat Subholding Gas, PGN Luncurkan 7 Program Gasifikasi Nasional

ads-custom-5

Jakarta, BUMNInfo | PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai bagian dari subholding gas Pertamina saat ini berkomitmen tetap melanjutkan pengembangan infrastruktur pemanfaatan gas bumi dalam rangka merealisasikan peran sebagai penyangga atau agregator gas bumi nasional.

 

Hal ini terlihat dari pengelolaan 96% infrastruktur gas bumi dan 92% pangsa pasar kegiatan niaga gas bumi. Bukti lain kini PGN telah melayani lebih dari 390.400 pelanggan di berbagai wilayah dari Aceh sampai Papua dengan panjang pipa lebih dari 10.100 km, Infrastruktur LNG dan regasifikasi, infrastruktur CNG dan moda transportasi gas lainnya.

 

PGN juga berkomitmen akan terus menguatkan bisnis inti yaitu distribusi dan transmisi gas bumi untuk menjaga dengan kondisi yang stabil. Sehingga PGN akan terus menyalurkan gas bumi bagi masyarakat dan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian Indonesia.

 

Direktur Utama PGN, Suko Hartono mengatakan bahwa dalam upaya memperkuat peran SubHolding Gas Bumi, PGN meluncurkan program gasifikasi nasional dalam bentuk Program Sapta PGN.

 

“Skenario ini untuk memperkuat kinerja operasional dan merupakan langkah menuju agregator gas nasional untuk melayani kebutuhan gas bumi secara terintegrasi,” ungkap Suko dalam keterangan tertulis resmi.

 

Tujuh program sapta PGN yang akan direalisasikan antara lain PGN Sayang Ibu atau layanan gas bumi untuk kebutuhan gas bumi rumah tangga. Kemudian ada PGN Mendukung Industri Khusus, di mana layanan ini dikhususkan untuk kebutuhan gas bumi industri strategis. Serupa dengan industri khusus, PGN Retail dan Industri Umum juga hadiru untuk memenuhi kebutuhan komersial dan industri umum.

 

PGN juga memasok kebutuhan gas untuk transportasi melalui PGN Sektor Darat dan PGN Sektor Maritim yang melayani penyediaan gas buni untuk kebutuhan transportasi laut dan darat. Selain itu untuk masyarakat luas, layanan gas bumi untuk kebutuhan sektor kelistrikan hadir lewat PGN untuk Listrik Murah. Juga ada PGN Masuk Desa yang melayani penyediaan energi baik PGN dalam mendukung program energi bersih terbarukan dan ramah lingkungan.

 

Dengan hadirnya tujug program sapta PGN ini, pemenuhan dan layanan gas bumi PGN ditargetkan bisa masuk ke dalam sendi-sendi perekonomian maupun untuk kehidupan sehari-hari masyarakat di berbagai wilayah.

 

“Inovasi pada produk gas bumi menjadi pekerjaan utama PGN, agar gas bumi tidak hanya sebagai komoditas, namun juga sebagai nilai tambah pada pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan multiplier effect dari pemanfaatan gas sektor hilir,” jelas Suko.

 

Ia menambahkan, PGN juga tengah membuat misi baru dalam visi perusahaan yaitu hilirisasi industri petrokimia berbasis pemanfaatan gas bumi melalui pengusahaan gas dari sumber gas bumi maupun LNG. PGN akan berkolaborasi dengan perusahaan berskala nasional dan global guna pemanfaatan gas bumi pada turunan bisnis hilir gas, seperti seperti industri petrochemical dan methanol. Hilirisasi gas bumi akan mendorong nilai tambah dan manfaat gas bumi nasional untuk meningkatkan valuasi keekonomian.

 

Berdasarkan portofolio yang dimiliki saat ini dan rencana ke depan, PGN berjanji akan lebih fokus untuk menjalankan perannya secara terintegrasi dan holistik sebagai koordinator dan integrator pengelolaan bisnis niaga gas domestik meliputi penyediaan, pengelolaan, dan komersialisasi produk gas. Hal tersebut merupakan wujud agregator gas bumi nasional.

 

PGN dan peran subholding gas saat ini telah melakukan pengelolaan infrastruktur gas bumi secara terintegrasi, serta melaksanakan seluruh kegiatan dalam proses bisnis hilir gas bumi mulai dari pengadaan pasokan gas bumi baik dari sumber domestik maupun internasional dan disalurkan kepada seluruh segmen pengguna akhir rumah tangga, pelanggan kecil, transporasi (SPBG), pelanggan kecil, komersial, industri dan pembangkitan listrik.

 

PGN mencatat, produksi gas bumi di Indonesia dari tahun 2015-2017 rata-rata adalah 2,9 trillion cubic feet (tcf) per tahun. Sekitar 60% dari produksi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sisanya diekspor dalam bentuk LNG dan gas pipa. Sesuai dengan data dari BP Energy Oulook 2019, reserve to production ratio untuk cadangan gas bumi Indonesia cukup untuk periode 37,7 tahun.

 

Kemampuan produksi gas bumi Indonesia sebesar 73,2 million feet cubic (mfc), sedangkan laju konsumsi gas bumi Indonesia per tahun sebesar 39,0 mfc. Kondisi ini, masih jauh di bawah kemampuan produksi gas bumi Indonesia.

 

“Dari total produksi 2,9 tcf per tahun, PGN hanya menyalurkan sekitar 0,31 tcf per tahun atau 11%. Artinya, peluang-peluang ke depan masih terbuka luas dalam hal pembangunan infrastruktur maupun pemenuhan gas bumi,” tutur Suko.

 

Peran agregator ini dapat mengonsolidasi seluruh sumber gas bagi seluruh pengguna secara berkelanjutan, menjamin distribusi gas ke seluruh wilayah, sehingga akan mendorong perumbuhan ekonomi melalui infrastruktur yang mumpuni. Dengan begitu, masalah pasokan dapat teratasi.

 

Di sisi lain, peran agregator dapat menyeragamkan harga pada pengguna akhir, yang mana harga gas di hulu maupun biaya infrastruktur yang bervariasi. Dengan adanya peran agregator, diharapkan mampu menciptakan kondisi yang menjamin keekonomian produksi gas di hulu dan memenuhi kebutuhan gas dengan harga yang kompetitif dan relatif stabil bagi seluruh pengguna hilir.

 

Dengan adanya agregator gas maka menurut Suko, percepatan pengembangan infrastruktur dan pasar-pasar baru akan menjadi lebih feasible karena keekonomiannya ditopang oleh infrastruktur eksisting. Selain itu keberadaan agregator gas dapat membuat harga jual gas di seluruh wilayah Indonesia lebih merata dan berkeadilan.

 

“Kami yakin bahwa PGN dapat terus berkembang dan memantapkan peran sebagai Subholding Gas serta cita-cita sebagai aggregator sebagai bagian dari keluarga besar holding migas yang dapat memberikan energi baik bagi pembangunan bangsa dan bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan,” tutupnya.

 PGN2

Sumber: Katadata, Jawa Pos

Foto: dok. istimewa

Infografis: BUMNINFO/Naufal Anjani

BERITA TERKAIT

ads-sidebar
ads-custom-4

BACA JUGA

BERITA PILIHAN

BERITA TERBARU